Thursday, July 31, 2008

Rasulullah S.A.W. dan Pengemis Yahudi Buta

Di sudut pasar Madinah Al-Munawarah seorang pengemis Yahudi buta hari demi hari apabila ada orang yang mendekatinya ia selalu berkata "Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya". Namun tahukah bahwa setiap pagi Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad. Rasulullah SAW melakukannya hingga menjelang Beliau SAW wafat. Setelah kewafatan Rasulullah tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu.

Suatu hari Abubakar r.a berkunjung ke rumah anaknya Aisyah r.ha. Beliau bertanya kepada anaknya, "anakku adakah sunnah kekasihku yang belum aku kerjakan", Aisyah r.ha menjawab pertanyaan ayahnya, "Wahai ayah engkau adalah seorang ahli sunnah hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan kecuali satu sunnah saja". "Apakah Itu?", tanya Abubakar r.a. Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana", kata Aisyah r.ha.

Ke esokan harinya Abubakar r.a. pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikannya kepada pengemis itu. Abubakar r.a mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu kepada nya. Ketika Abubakar r.a. mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak, "siapakah kamu ?". Abubakar r.a menjawab, "aku orang yang biasa". "Bukan !, engkau bukan orang yang biasa mendatangiku", jawab si pengemis buta itu. Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya setelah itu ia berikan pada ku dengan mulutnya sendiri", pengemis itu melanjutkan perkataannya.

Abubakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, aku memang bukan orang yang biasa datang pada mu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW. Setelah pengemis itu mendengar cerita Abubakar r.a. ia pun menangis dan kemudian berkata, benarkah demikian?, selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia.... Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat dihadapan Abubakar r.a.

Sumber : 1001 Kisah Teladan

Jika Anda ingin membaca kisah teladan lainnya silahkan klik link berikut klik disini

Monday, July 28, 2008

Kenapa Babi, Kera dan Binatang Buas Lain Diharamkan untuk Dimakan

Untuk topik ini merupakan kutipan dan sumber lain karena sangat menarik untuk dibaca. Yakni kenapa Babi, kera dan binatang buas lain diharamkan untuk dimakan. Baiklah marilah kita mulai.

1. SEBAGIAN ORANG YAHUDI TELAH DIKUTUK MENJADI BABI DAN KERA

Hati-hatilah Anda termakan babi dan kera jelmaan orang Yahudi. Saya selalu merenung dan tafakur, berpikir dan berdoa.. saya selalu ingin menguak misteri dalam setiap larangan Allah. Salah satunya adalah muncul pertanyaan saya adalah kenapa larangan memakan babi itu baru muncul pada zaman Nabi Musa? Kenapa sebelum nabi Musa larangan itu tidak ada.

“Demikian juga babi hutan (babi?), karena berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi ia tidak memamah biak, haram itu bagimu (Imamat 11:7).

Ada apa ini, juga setelah Musa umat Islam juga diharamkan memakan daging babi.

Baiklah..mari kita umat islam selidi ada apakah yang terjadi pada zaman nabi Musa itu, bagi yang melanggar hari Sabat, mereka dikutuk Allah menjadi Kera dan Babi?

“Katakanlah: “Apakah akan aku beritkan tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu disisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki daan dimurkai Allah, diantara mereka (ada) yang dijadikan KERA dan BABI...” (QS 5:60)

”Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar diantaramu pada hari Sabtu lalu Kami berfirman kepada mereka: "JADILAH KAMU KERA YANG HINA". (QS 2 : 65)

Ayat ini sebelumnya saya anggap aneh dan tidak rasional, kenapa manusia berubah menjadi kera dan babi... tetapi bukankah tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah, menciptakan babi dan kera yang dulunya tidak ada menjadi ada azha mudah, apalagi merubah manusia menjadi babi dan keras, jadi...maka jadilah (kun fayakun!!).
Lalu kapan terjadinya peristiwa ini? Siapakah saksinya. Bukankah hari itu hri Sabat (umat Yahudi yang taat tidak boleh ke laut mencari ikan??)
Seandanya kejadian terjadi ketika orang-orang Yahudi itu berada di pantai mencari ikan (melanggar hukum Allah) dan mereka semuanya menjadi babi dan kera. Kemudian..orang-orang Yahudi yang taat melihat kedua binatang ini...mereka pasti tidak tahu dan tidak menyangka bahwa yang mereka lihat itu adalah jelmaan rekn-rekan mereka yang sesat. Bahkan bisa jadi justru akan ditangkap dan dibunuh...untuk di panggang...maka jadi kaniballah...mereka manusia makan manusia jelmaan (Maha Suci Allah yang Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui).

Nach..terkuak lagi sebuah misteri pada diri saya, bahwa ada korelasi larangan makan babi dan kera. Mengapa larangan itu baru ada pada/sejak zaman Musa, belum ada larangan itu pada zaman nabi-nabi sebelumnya.

Jawabannya hanya satu...apakah anda dapat membedakan babi dan kera jelmaan Yahudi itu. Apakah mereka Yahudi yang telah dirubah Allah menjadi “binatang” itu masih hidup hingga sekarang beranak pinak (bisa jadi).

Jadi jelaslah kalau umat Musa yang shaleh diharamkan memakan babi termasuk kera...yaahh bisa jadi mereka dan anda akan memakan babi dan kera yang merupakan keturunan dan jelmaan Yahudi.

Jangan-jangan selama ini anda bahkan telah “mengkonsumsi’ babi jelmaan orang Yahudi???

Bagaimana sifat babi dan kera itu (lihat tulisan di bawah, hormon babi, sifat babi inipun persis sama sifat-sifat orang Yahudi)

INTERMEZZO:

Yang lebih menarik lagi dalam sebuah majalah Sabili, ada saya baca bahwa Tikus sebenarnya ‘sebagian-nya” adalah juga jelmaan Yahudi yang dikutuk Allah (makanya Nabi menyuruh kita membasmi tikus).

Untuk menguji benar tidaknya dalil ini adalah: ada sesuatu keanehan bagi seekor tikus, menurut buku itu bila kita beri minuman dua buah susu kepada seekor tikus satu mangkok susu kambing dan susu lainnya susu unta. Maka Tikus “Yahudi” ini tidak mau minum susu unta (sebab mereka dulunya diharamkan minum susu unta), dia hanya meminum susu kambing. (wallahu alam)

Beda dengan kucing dan manusia yang durhaka: kalau kita beri dua buah mangkok susu dan bir, maka kucing akan memilih meminum susu dari pada bir, sedangkan manusia yang “durhaka” kepada Allah tidak memilih susu tetapi memilih bir!?

2. Hormon dalam daging Babi

Sebagian umat Kristen tidak mengetahui bahwa tidak hanya babi (termasuk babi hutan) yang dilarang untuk umat Islam, selain babi sebenarnya hewan yang dilarang dimakan juga adalah anjing, buaya, harimau, kucing., dan berbagai binatang buas lainnya (fredator).

Pernah seorang Kristen bertanya kepada penulis, kenapa umat Islam dilarang memakan anjing dan babi? Padahal bukankan Tuhan menciptakan semua itu untuk dinikmati oleh manusia (termasuk untuk dimakan). Apalagi daging anjing dan babi itu termasuk lezat dan nikmat (menurut pengakuan mereka yang biasa memakannya kepada penulis).

Pertanyaan ini bila kita jawab secara dogmatis, mungkin kita bilang karena Allah melarang umat Islam memakannya, maka kita diharamkan untuk memakannya titik.

Tentu jawaban seperti itu tidak masuk diakal umat Kristen dan umat Non Islam lainnya.

Apakah dilarangnya babi, karena binatang tersebut dikatakan kotor atau najis sehingga dilarang dimakan? Jawaban itupun akan mereka bantah karena bukankah ikan lele juga kotor, suka makan kotoran manusia).
Alasan lain yang sering dilontarkan oleh umat Islam berkaitan dengan dilarangnya makan babi karena daging babi mengandung cacing pita (tanea solium).
Cacing pita tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan manusia,. Cacing pita bila dimasak akan hancur/mati, tetapi telurnya berupa vulva baru dapat hancur setelah direbut di atas 140 derajat celsius, Bila kita merebus daging dengan demikian lalu jadi apa daging babi tersebut, kalau tidak jadi arang/gosong).
Tetapi jawaban ini pun akan dapat dibantah oleh umat Kristen dengan alasan kalau sebenarnya sapi juga mengandung cacing pita (tanea saginata) bahkan sapi juga mengandung penyakit mulut dan kuku, sapi gila (mad cow disease), antrax dan lain-lain.
Kalau cuma alasannya cuma cacing pita, logikanya daging sapi tentunya lebih berbahaya (lebih berisiko) daripada daging babi?
Belum terjawab masalah babi, penulis bertanya-tanya pula kenapa Allah melarang umat Islam memakan darah padahal darah kaya protein?
Ternyata darah hewan, sebenarnya hanyalah sampah bila dimakan manusia. Mengapa dikatakan sampah, sebab protein yang terdapat di dalam darah bila dimakan tidak dapat diserap oleh tubuh manusia bahkan berisiko tertular antrak;
Masalah darah telah terpecahkan, lalu mengapa Allah mengharamkan binatang-binatang yang mejijikkan, binatang buas, anjing, dan babi.
Ada apa dibalik “misteri” Allah melarang umat Islam memakan darah, bangkai dan daging babi (termasuk babi hutan) dan binantang buas lainnya. Hal ini telah lama menjadi beban pikiran penulis.
Allah, Maha Mengetahui segala sesuatu yang tidak diketahui oleh manusia, Ia juga Maha Pengasih dan Penyayang? Kalau demikian, mengapa Allah melarang Umat Islam memakan binatang-binatang yang mejijikkan, binatang buas, anjing, dan babi tersebut.
Apakah Allah telah menghukum Umat Islam sebagaimana ia pernah melarang umat Yahudi (Bani Israel) memakan hewan berkuku tunggal, lemak sapi dan domba?

Apakah Allah tidak menyayangi umat islam? Ibarat seorang anak yang meminta uang untuk membeli sepeda motor (sedang anak tersebut masih di kelas VI SD), tetapi si anak tidak diberikan uang tersebut (karena Ayahnya mempertimbangan usia si anak masih kecil, dan berbahaya naik sepeda motor), tetapi si anak tidak tahu pertimbangan ayahnya tersebut, dan bagi si anak akan menuduh Ayahnya pelit dan tidak adil dan tidak menyayanginya.

Mengapa Allah melarang umat Islam meminum alkohol, mengapa Allah melarang berzina, makan riba (bunga uang), makan daging babi dan berbagai larangan lainnya, Apakah Allah tidak adil terhadap umat islam?

Demikian berat larangan yang harus dibebankan kepada umat Islam. Belum lagi perintahNya harus berpuasa, harus shalat 5 kali sehari semalaman, membayar zakat, naik haji dan sebagainya yang “mungkin” bagi umat Non Islam dianggap sangat berat.
Sehingga dunia ini bagi orang Mukmin bila diandaikan adalah bagaikan neraka (sebab harus bersabar) sedangkan bagi orang kafir adalah surga. Dikaitkan dengan hal tersebut Allah telah menghibur Nabi Muhammad dan umatnya dalam Al Quran:

“Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan”

“Janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak di dalam negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Neraka Jahannam; dan Jahanam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya” (QS 3:196-197)


Dibalik semua larangan tersebut kata kuncinya hanya satu bahwa “Allah melarang sesuatu kepada umat-Nya tentunya karena mudharatnya (kerugiannya) lebih besar dari manfaat yang akan diperoleh” oleh umat Islam bila tidak mematuhi larangan tersebut.

Penelitian terakhir telah menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara perilaku seseorang dengan makanan yang biasa dimakan (dikonsumsi) seseorang. Hal ini berkaitan erat dengan hormon yang terdapat dalam daging atau makanan tersebut.
Kalau binatang yang biasa dimakan oleh seseorang tersebut adalah binatang buas (harimau, anjing, buaya), maka hormon yang terdapat pada hewan-hewan tersebut akan diserap oleh tubuhnya dan ia juga akan menjadi lebih agresif, ganas, dan suka membunuh.
Demikian pula bila dia suka memakan daging babi, maka bagaimanakah perilaku binatang babi yang memakan segalanya (omnifora), babi tidak sama dengan ikan lele, memang babi sama dengan ikan lele suka makan kotoran manusia.
Tetapi lihatlah sifat babi, babi adalah binantang yang agresif (suka menyerang) dan rakus. Selain itu adalah masalah seks, tidak usah dibilang. Babi terkenal mempunyai napsu seks yang tinggi (hiper) sehingga tidak mengherankan babi paling cepat beranak dan berkembang biak.
Masih banyak lagi sifat-sifat buruk babi yang perlu diteliti. Apakah jenis-jenis binatang herbifora (pemakan tumbuhan) seperti sapi, kambing dan unta bersifat agresif suka menyerang binatang lain (buruannya). Ternyata tidak, mereka adalah binatang sosial yang suka berkelompok mereka tidak pernah membunuh hewan lain (fredator) hanya untuk dimakan.

Sifat agresif tersebut akan tertanam dalam diri orang-orang yang suka makan binatang buas, babi dan anjing. Dalam bentuk suka berperang suka membunuh orang lain untuk memenuhi hawa nafsunya (sifat ini melekat kepada bangsa-bangsa yang suka menjajah dengan mengembangkan faham imperialisme dan kolonialisme) siapa mereka? NACH INI MEMANG SIFAT ORANG YAHUDI? (JADI SEKALI LAGI BISA JADI ANDA TERMAKAN BABI KETURUNAN YAHUDI YANG DIKUTUK ALLAH, udah dech jangan dimakan...daripada menanggung resiko)

Bangsa yang terkenal sebagai imperalis, kapitalis dan kolonialis adalah Amerika, Italia, Inggris, Perancis, Belanda, Spanyol, China, dan Jepang (apakah mereka beragama Islam atau Muslim?) Mereka adalah orang-orang yang suka memakan daging babi dan anjing. (tidak mengharamkannya)

Dengan demikian penulis baru menemukan korelasinya antara perilaku manusia dengan makanan yang mereka makan yaitu sifat agresif, rakus, haus seks dan individualis apa pada hewan-hewan yang dilarang Allah untuk memakannya (Maha Suci Allah, Subhanallah!).

3. Potensi Membunuh Pada Manusia

Saya ingin melengkapi tulisan saya di atas mengapa Daging Babi atau ham dan binatang fredator lainnya diharamkan dikaitkan dengan hormon yang terdapat pada hewan-hewan tersebut.
Manusia adalah salah satu species di dunia ini yang tidak mempuyai taring dan cakar seperti harimau, tidak mempunyai tanduk maupun gading, Sepeti banteng dan gajah. Tetapi manusia mempunyai “akal”. Dengan akal ia dapat membuat tombak dan pedang, dengan akal ia dapat membuat pistol dan senapang. Manusia adalah salah satu spcies yang cenderung sering membunuh speciesnya sendiri (manusia membunuh manusia). Harimau yang buas tidak membunuh anaknya, harimau yang buas tidak membunuh harimau lainnya (paling-paling hanya berkelahi berebut wilayah teritorial dan berebut hewan betina, tetapi setelah itu bila kalah tidak saling membunuh). Tetapi manusia? Sudah sering kita baca di Koran dan TV, seorang ibu membunuh bayinya, seorang manusia membunuh manusia lainnya hanya gara-gara sebatang rokok dan uang Rp 1000. Ada apakah ini, dimana katanya manusia yang berakal itu? (Iblis-kah yang telah menggoda hati manusia dan menelanjangi akalnya).
Pantas saja Allah menyatakan bahwa dengan “akal” yang dipunyai manusia maka derajat manusia di atas malaikat, tetapi karena akal itu kadang tidak dipergunakan, maka manusia bisa lebih rendah dari hewan. Untuk itu camkan ayat Al Quran berikut ini:

“sesungguhnya Kami (Allah) telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (Neraka)”. (QS 95, At Tiin:4-5).

Dalam sejarah kehidupan manusia (zaman Adam), telah terjadi pembunuhan pertama, yaitu pada peristiwa Qabil dan Habil. Qabil mempunyai adik kembar yang cantik bernama Iqlima . Sedangkan Habil mempunyai adik kembar yang bernama Labuda. Menurut ketentuan Allah saat itu bahwa Qabil hanya boleh kawin dengan Labuda, jadi tidak boleh kawin dengan adik perempuan kembarnya yang bernama Iqlima. Tetapi berhubung Iqlima lebih cantik dari Labuda, maka Qabil hanya mau kawin dengan saudara kembarnya saja yaitu Iqlima. Lalu Qabil digoda Iblis dia membunuh saudaranya sendiri yang bernama Habil tersebut. Jadi motivasi membunuh pada Qabil ternyata hanya karena memperebutkan wanita cantik.

Dengan demikian potensi membunuh sudah ada pada diri manusia, Islam-kah Dia, Kristen-kah dia, kafir-kah dia, tinggal akal saja dan hidayah Allah saja yang harus membimbingnya. Lalu apa hubungannya dengan hormon yang terdapat pada hewan yang penulis maksudkan. Untuk memudahkan pembaca memahami hal tersebut. Penulis gambarkan... ibarat seorang Atlet lari, yang sebenarnya sudah mempunyai potensi berlari cepat, tetapi behubung dia minum obat “dopping”, maka larinya semakin cepat. Jadi daging Babi (ham) tersebut sama seperti obat “dopping” tersebut. Bila kita makan maka potensi membunuh pada manusia semakin kuat, apalagi bila ditambah dengan godaan Iblis...jalan menuju pembuhunan semakin membara.

Sumber : Hidayatullah